MAKALAH
Teknologi Pendidikan
Mata kuliah :
Teknologi Pendidikan
Dosen Pengampu :
Ustad Roojil Fadhillah
L.c.M.Pd.i
Disusun oleh:
Novy Sukma Utami :
(20140820034)
Tsalis Nazilud
Dzikro : (20140820024)
Hafidz Husaini : (201408200 )
Prodi Pendidikan
Bahasa Arab
Fakultas Pendidikan
Bahasa
Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta
2016
Puji syukur kami
panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya hingga sampai saat ini kita masih diberi kesempatan untuk merasakan
nikmat yang Allah berikan kepada kita semua, dan tidak lupa pula sholawat serta
salam kami panjatkan kepada Nabi kita Muhammad SAW yang telah membawa umatnya
dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang seperti saat ini.
Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah”teknologi pendidikan ”.
Yang telah memberi kesempatan kepada
kami untuk menyusun sebuah karya berupa makalah, berkat motivasi dari dosen dan
kawan-kawan semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“E-learning ” kami menyadari bahwa masih
terdapat kekurangan dalam makalah ini, sehingga kami senantiasa terbuka untuk
menerima saran dan kritik pembaca demi penyempurnaan makalah berikutnya. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan bisa memberi perubahan kepada diri kita ke arah
yang lebih baik.
Yogyakarta, 20 oktober 2016
Daftar isi
Pendidikan merupakan sumber kemajuan bangsa yang sangat
menentukan daya saing bangsa, dengan demikian ,sector pendidikan harus
terus-menerus ditingkatkan mutunya. Pendidikan juga merupakan investasi yang
paling utama bagi setiap bangsa, apalagi bagi bangsa yang sedang berkembang,
yang giat membangun negaranya. Pembangunan hanya dapat dilakukan oleh manusia
yang dipersiapkan melalui pendidikan. Fakta saat ini menunjukan
bahwa factor kesenjangan pendidikan salah satu factor utama dalam meningkatkan
mutu pendidikan. Kesenjangan mutu pendidikan tersebut selain
disebabkan karena factor sarana dan prasarana yang belum memadai, sumber daya
manusia yang masih terbatas yang belum siap menyongsong masa yang akan datang.
Era baru dalam dunia pendidikan adalah diperkenalkannya
reformasi pendidikan yang berkaitan erat dengan system informasi yang
dibutuhkan dalam pengembangan dunia pendidikan. Konsep ini memiliki nuansa
bagaimana dunia pendidikan berusaha menggunakan perangkat komputer, yang dapat
diaplikasikan sebagai sarana komunikasi untuk meningkatkan kinerja dunia
pendidikan secara signifikan.
Makalah ini belumlah menjawab seluruh keinginan dan harapan
yang telah disebutkan diatas. Namun ,dalam makalah ini lebih berkecenderungan
menjadi motivasi dan inspirasi dan motivasi bagi penulis, pendidik, mahasiswa,
dan pemegang kebijakan pendidikan untuk menciptakan system pembelajaran
termasuk E-Learning dalam pendidikan untuk menjawab tantangan dunia pendidikan
di era teknologi informasi dan komunikasi dalam perkembangan zaman yang telah
ada.
Apa definisi e-learning?
Apa saja model-model e-learning dan kendala pengguanaannya?
Apa pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran?
Bagaimana perkembangan
e-learning?
Apa kelebihan dan kekuranganm e-learning?
Untuk megetahui definisi e-learning.
Untuk mengetahui model-model e-learning dan kendala
penggunaanya.
Untuk mengetahui pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran.
Untuk mengetahui perkembangan e-learning.
Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan e-learning.
e-Learning singkatan dari electronic learning merupakan
istilah populer dengan pembelajaran on-line berbasis
internet dan intranet. Teknologi e-Learning ini merupakan sebuah
teknologi yang dijembatani oleh teknologi internet, membutuhkan sebuah
media untuk dapat menampilkan materi-materi kursus dan pertanyaan-pertanyaan
dan juga membutuhkan fasilitas komunikasi untuk dapat saling bertukar informasi
antara peserta didik dengan pengajar. Berbagai pendapat dikemukakan untuk dapat
mendefinisikan e-Learning secara tepat. Ada beberapa istilah yang
perlu dijelaskan agar didapatkan pengertian yang utuh tentang wilayah
dari e-Learning. Istilah lain meliputi distance learning, distance
education, telelearning, on-line learning dan e-training.[1]
Telelearning merupakan hubungan antara orang dan sumber
yang menggunakan media teknologi komunikasi dan belajar sebagai tujuannya.
Sedangkan on-line learning sama dengan web-based learning. On-line
learning merupakan pemanfaatan sebagian dari pembelajaran
berbasis teknologi dan menggambarkan pembelajaran lewat internet, intranet,
atau extranet. [2]
Distance learning adalah suatu proses membawa informasi
interaktif dan informasi pembelajaran yang ditujukan kepada siswa pada waktu,
tempat dan tampilan yang tepat. e-Learning sendiri adalah salah satu
bentuk dari konsep distance learning. Bentuk e-Learning sendiri cukup
luas, sebuah portal yang berisi informasi ilmu pengetahuan sudah dapat
dikatakan sebagai situs e-Learning.
Secara filosofis, e-Learning digambarkan oleh
Kamarga[3] sebagai berikut.
1) e-Learning merupakan
penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan, dan pelatihan secara on-line.
2) e-Learning menyediakan
seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar secara konvensional
sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan globalisasi.
3) e-Learning tidak
menggantikan model mengajar konvensional di dalam kelas, tetapi memperkuat
model tersebut melalui pengayaan konten dan pengembangan
teknologi pendidikan.
4) Kapasitas
peserta didik amat bervariasi tergantung pada penyampaiannya. Makin baik
keselarasan antara konten dan alat penyampaian dengan gaya belajar, maka akan
lebih baik kapasitas peserta didik yang pada gilirannya akan memberikan hasil
yang lebih baik. Search Engine dalam e-Learning
Search Engine adalah suatu website portal
yang menyediakan informasi pencarian data-data yang dibutuhkan pengunjung
internet. Untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan, pengunjung
internet masuk ke situs tersebut dan melakukan pencarian. Search Engine yang
paling populer adalah Google dan Yahoo. Cara kerja search engine adalah
sebagai berikut, pertama-tama menyalin (copy) semua halaman website yang
ada di dunia. Setelah ada data masuk, kemudian diolah dengan algoritmanya
sendiri. Saat pengunjung mencari data yang dibutuhkan, dengan algoritma tadi
akan menampilkan data sesuai yang dimasukkan pengunjung. Search
Engine akan berusaha semaksimal mungkin menampilkan data yang paling
relevan dengan yang diinginkan pengunjung. Search Engine adalah fasilitas
yang akan mengatur dan mengelola berbagai aktivitas yang akan dilakukan dalam
system e-Learning. Search Enginetersebut dibangun dengan berbagai
unsur, diantaranya database, aplikasi Web Server, pemrograman Web,
password, antarmuka dan fasilitas system e-Learning.s
Model-Model e-Learning
e-learning bisa dibagi ke dalam empat model, yaitu:
Web-Based Learning (Pembelajaran Berbasis Web)
Pembelajaran berbasis web merupakan sistem pembelajaran
jarak jauh berbasis teknologi informasi dan komunikasi dengan web. Dalam
pembelajaran berbasis web, peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran secara
online melalui sebuah situs web. Merekapun bisa saling berkomunikasi dengan
rekan-rekan atau pengajar melalui fasilitas yang disediakan oleh situs web
tersebut. [4]
Computer-Based Learning (Pembelajaran Berbasis
Komputer)
Secara sederhana, pembelajaran berbasis komputer bisa
didefinisikan sebagai kegiatan pembelajaran mandiri yang bisa dilakukan oleh
peserta didik dengan menggunakan sebuah sistem komputer. Rusman mengemukakan
bahwa pembelajaran berbasis komputer merupakan program pembelajaran yang
digunakan dalam proses pembelajaran menggunakan software komputer yang berisi
tentang judul, tujuan, materi pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. .”[5]
Virtual Education (Pendidikan Virtual)
Berdasarkan definisi dari kurbel, istilah pendidikan virtual
merujuk pada suatu kegiatan pembelajaran yang terjadi disebuah lingkungan
belajar dimana pengajar dan peserta didik terpisah oleh jarak dan waktu. Pihak
pengajar menyediakan mater-materi pembelajaran melalui penggunaan beberapa
metode seperti, aplikasi LM, bahan-bahan multimedia, pemanfaatan internet atau
konferensi video. Peserta didik menerima mater-materi pembelajaran tersebut dan
berkomunikasi dengan pengajarnya dengan memanfaatkan teknologi yang sama.[6]
Digital Collaboration (Kolaborasi Digital)
Kolaborasi digital adalah suatu kegiatan dimana para peserta
didik yang berasal dari kelompok yang berbeda (kelas, sekolah, atau bahkan
Negara) bekerja bersama-sama dalam sebuah tugas, sambil berbagi ide dan
informasi dengan seoptimal mungkin memanfaatkan teknologi internet.
Kendala-Kendala dalam Penggunaan E-Learning
Kendala atau hambatan dalam penyelenggaraan e-learning,
yaitu (Effendi, 2005) :
Investasi. Walaupun e-learning pada akhirnya dapat menghemat
biaya pendidikan, akan tetapi memerlukan investasi yang sangat besar pada
permulaannya.
b. Budaya. Pemanfaatan e-learning membutuhkan
budaya belajar mandiri dan kebiasaan untuk belajar atau mengikuti pembelajaran
melalui komputer.
c. Teknologi dan infrastruktur. E-learning membutuhkan
perangkat komputer, jaringan handal, dan teknologi yang tepat.
d. Desain materi. Penyampaian materi melalui
e-learning perlu dikemas dalam bentuk yang learner-centric. Saat ini masih
sangat sedikit instructional designer yang berpengalaman dalam membuat suatu
paket pelajaran e-learning yang memadai.
Menurut siahaan (2003) melihat e-learing dari dua sudut,
yaitu dari sudut pendidik dan peserta didik.
Peserta Didik
Dengan kegiatan e-learning dimungkinkan berkembangnya
fleksibelitas belajar yang tingggi. Artinya, peserta didik dapat mengakses
bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang. Peserta didik juga dapat berkomunikasi
yang demikian ini, peserta didik lebih dapat memuaskan penguasaannya terhadap
materi pembelajaran.
Manakala fasilitas infrastuktur tidak dapat tersedia di
daerah perkotaan, tetapi telah menjangkau daerah kecamatan dan pedesaan, maka
kegiatan e-learning akan memberikan manfaat kepada peserta didik yang:
Belajar disekolah-sekolah kecil di daerah-daerah miskin
untuk mengikuti mata pelajaran tertentu yang tidak dapat diberikan oleh
sekolahnya
Mengikuti program pendidikan dirumah (home schoolers) untuk
mempelajari materi pembelajaran yang dapat diajarkan oleh para orangtuanya,
seperti bahasa asing, dan ketrampilan dibidang komputer.
Merasa fobia dengan sekolah atau peserta didik yang dirawat
dirumah sakit maupun dirumah, yang putus sekolah tetapi berminat melanjutkan
pendidikannya, maupun peserta didik yang berada di berbagai daerah atau bahkan
yang berada diluar negri.
Tidak tertampung disekolah konvensional untuk mendapatkan
pendidikan. [7]
Pendidik
Dengan adanya kegiatan e-learning, beberapa manfaat yang di
peroleh pendidik antara lain adalah bahwa mereka dapat:
Lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang
menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang
terjadi.
Mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna
peningkatan wawasannya karena waktu luang yang dimiliki relative lebih banyak.
Mengontrol kegiatan belajar peserta didik, bahkan pendidik
juga dapat mengetahui kapan peserta didiknya belajar, topic apa yang pelajari,
berapa lama suatu topik yang dipelajari, erta berapa kali topic tertentu
dipelajari ulang.
Mengecek apakah peserta didik telah mengerjakan soal-soal
latihan setelah mempelajari topic tertentu.
Memeriksa jawaban peserta didik dan memberitahukan hasilnya
kepada peserta didik.[8]
E-learning atau pembelajaran elektronik pertama
diperkenalkan oleh universitas ILLONIS di Urbana-Champaign menggunakan system
instruksi berbasis computer ( computer-assisted instruction) debgan computer
bernama PLATO. Sejak saat itu mulailah berkembang dari masa kemasa.
Tahun 1990
Era CBT ( Computer-Based Training) lalu mulailah bermunculan
aplikasi E-learning yang masih menggunakan PC standlone atau berbentuk kemasan
CD-ROM. Isi materi berbentuk tulisan maupun multimedia (video dan audio) dalam
format mov, mpeg-1,atau avi.
Tahun 1994
Lalu pada tahun ini CBT mulai di trima oleh masyarakat dalam
bentuk paket-paket yang lebih menarik dan di produksi secara massal.
Tahun 1997
Pada tahun ini mulai lah terkoneksi dengan internet LSM
(Learning Management System). Disini lah mulai terasa bahwa internet
memberikan informasi dengan cepat untuk
kebutuhan masyarakat pada zaman itu dan menjadi kebutuhan mutlak mereka. Bentuk
standar yang dikeluarkan pada saat itu oleh AICC (Airline Industry CBT
Commettee), IMS, SCORM, IEEELOM, ARIADNE.
Tahun 1999
Perkembangan elektronik learning semakin meningkat pada
tahun ini, dengan dalil aplikasi E-learning sudah berbasis Web dan berkembang
secara total, baik untuk pembelajaran maupun administrasi belajar mengajar. LSM
mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar yang
isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia, video streaming, serta
penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang standar.
Pada
tahun 2016 ini hamper semua perguruan tinggi memiliki situs teknologi berbasis
internet, meski tidak semuanya dilengkapi dengan fasilitas E-learning. Di
Indonesia sendiri penerapan E-learning terus berkembang seiring dengan
perkembangannya infrastruktur ICT. Kemudahan akses internet dan murahnya
perangkat untuk mengakses membuat pengguna internet di Indonesia terus
meningkat.[9]
Beberapa kelebihan yang dimiliki dalam pemanfaatan e-Learning untuk
proses pembelajaran adalah sebagai berikut.
1. Pengalaman pribadi dalam
belajar. Pilihan untuk mandiri dalam belajar menjadikan mahasiswa berusaha
melangkah maju, memilih sendiri peralatan yang digunakan untuk penyampaian
belajar mengajar, dna mengumpulkan bahan-bahan sesuai dengan kebutuhan.
2. Mengurangi biaya. Lembaga
penyelenggara e-Learning dapat mengurangi bahkan menghilangkan biaya
perjalanan untuk pelatihan, menghilangkan biaya pembangunan sebuah kelas dan
mengurangi waktu yang dihabiskan oleh pelajar untuk pergi ke sekolah
3. Mudah dicapai. Pemakai dapat
dengan mudah menggunakan aplikasi e-Learning dimana pun juga selama
mereka terhubung ke internet. e-Learningdapat dicapai oleh para
pemakai dan para pelajar tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.
4. Kemampuan bertanggung jawab.
Kenaikan tingkat, pengujian, penilaian, dan pengesahan dapat diikuti secara
otomatis sehingga semua pelajar (pelajar, pengembang dan pemilik) dapat
bertanggung jawab terhadap kewajiban mereka masing-masing di dalam proses
belajar mengajar.[10]
Beberapa kekurangan yang dimiliki dalam pemanfaatan e-Learning untuk
proses pembelajaran adalah sebagai berikut.
1. Kurangnya interaksi antara
pengajar dan pelajar, atau bahkan antar pelajar itu sendiri. Kurangnya
interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya valuesdalam proses belajar
mengajar.
2. Kecenderungan mengabaikan
aspek akademik atau aspek sosial, dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek
bisnis/komersial.
3. Proses belajar mengajar
cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan
4. Berubahnya peran pengajar
dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut
mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT
5. Tidak semua tempat tersedia
fasilitas internet. Mungkin hal ini berkaitan dengan masalah tersedianya
listrik, telepon atau komputer.
6. Kurangnya mereka yang
mengetahui dan memiliki ketrampilan tentang internet
7. Kurangnya penguasaan bahasa
komputer.[11]
BAB III
Model-model e-learning
Web-Based Learning (Pembelajaran Berbasis Web)
Computer-Based Learning (Pembelajaran Berbasis
Komputer)
Virtual Education (Pendidikan Virtual)
Digital Collaboration (Kolaborasi Digital)
Manfaat e-learning
Menurut siahaan manfaat e-learning dilihat dari dua sudut
yaitu
Dari sudut pendidik
Peserta didik
Perkembangan e-learning
Perkembangan dari masa kemasa, pembelajaran berbasis
internet atau E-learning semakin pesat dari mulai tahun 1990an yang bermula CBT
(Computer Based Training) yang masih menggunakan CD-ROM atau belum berbasis
internet lalu pada tahun 1994 CBT mulai
berkembang dalam bentuk paket-paket yang semakin menarik dan diproduksi secara
massal, dan dilanjutkan munculnya LMS
(Learning Management System) dengan perkembangan teknologi internet pada tahun
1997, lalu di tahun 1999 mulailah penggunaan aplikasi e-learning berbasis web
yang artinya pada tahun ini internet sudah digunakan.
Prasojo, Lantip Diat & Riyanto. 2011. Teknologi
Informasi Pendidikan. Yogyakarta: Gava Media.
Munir. 2008. Teknologi informasi pendidikan. Yogyakarta:
Gava Media.
Kamarga. 2002. Teknologi informasi pendidikan. Yogyakarta:
Gava Media
Rusman. 2001. Teknologi informasi dan komunikasi. Bandung:
jurusan kurikulum dan teknologi pendidikan fakultas ilmu pendidikan universitas
pendidikan Indonesia.
Darin E. Harley, 2001. Selling E-Learning, American Society
for Training and Development.
Deni darmawan.2014.pengembangan e-learning teori dan dasain.
Bandung: PT rosdakarya
Tintaguru.blogspot. Munir, Pendidikan Dunia Maya, Ilmu &
Aplikasi Pendidikan, Bandung: Intima, 2007.hlm.506
[1]
Lantip Diat Prasojo, Riyanto. Teknologi informasi pendidikan, Yogyakarta: gava
media.2011.hlm.207
[2]
Munir. Teknologi informasi pendidikan, Yogyakarta: gava media.2008.hlm.208
[3]
Kamarga. Teknologi informasi pendidikan, Yogyakarta: gava media.2002.hlm.53-54
[4]
Munir. Pembelajaran jarak jauh,
Bandung: alfabeta.2001.hlm.231
[5]
Rusman. Teknologi informasi dan komunikasi, Bandung: Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.2009.hml.49
[6]
Darin E. Harley, selling E-learning, amirican society for training and
development.2001.hlm.1
[7]
Deni darmawan. Pengembangan e-learning teori dan desain, bandung: pt rosdakarya.2014.hlm.
32
[8]
Deni darmawan. Pengembangan e-learning teori dan desain, bandung: PT
rosdakarya.2014.hlm.33
[9]
Tintaguru.blogger. Munir, Pendidikan Dunia Maya, Ilmu & aplikasi
pendidikan, Bandung: Imtima,2007.hlm.506
[10]
Lantip diat prasojo, riyanto. Teknologi pendidikan, Yogyakarta: gava
media.2011.hlm.222
[11]
Lantip diat prasojo, riyanto. Teknologi pendidikan, Yogyakarta: gava
media.2011.hlm.223
Tidak ada komentar:
Posting Komentar